Gejala-gejala rabies pada hewan ada dua :
Rabies Ganas
Pada anjing, dari ramah menjadi penakut dan tidak menurut lagi pada tuannya.
Selalu bersembunya di tempat gelap dan dingin.
Nafsu makan berkurang.
Suara menjadi parau.
Memakan benda-benda asing, batu, kayu, dsb.
Ekornya ada diantara kedua pahanya.
Menyerang dan mengigit siapa saja (menjadi lebih agresif).
Kejang yang disusul dengan kelumpuhan.
Biasanya akan mati 4-5 hari setelah timbul gejala pertama.
Rabies Tenang
Pada jenis ini, kejang-kejang berlangsung singkat dan sangat jarang terlihat.
Kelumpuhan sangat menonjol pada rabies jenis ini.
Tidak dapat menelan.
Mulut terbuka dan air liur keluar terus-menerus, disusul kematian dalam waktu singkat.
Gejala-gejala rabies pada manusia dibagi menjadi empat stadium :
Stadium Prodromal
Tidak
khas seperti gejala sakit biasa seperti, demam, sakit kepala, malaise,
anoreksia, nausea, mual dan rasa nyeri ditenggorokan selama beberapa
hari, dsb.
Stadium Sensoris
Biasanya terasa nyeri di daerah
bekas gigitan, paraesthesia, panas, gugup, anxietas. Kemudian disusul
dengan gejala cemas, dan reaksi yang berlebihan terhadap rangsang
sensorik.
Stadium Eksitasi
Tonus otot-otot dan aktivitas
simpatik menjadi meninggi dengan gejala hiperhidrosis, hipersalivasi,
hiperlakrimasi dan pupil dilatasi.
Bersamaan dengan stadium eksitasi
ini penyakit mencapai puncaknya, yang sangat khas pada stadium ini ialah
adanya macam-macam phobi, yang sangat terkenal diantaranya ialah
hidrofobi (takut dengan air).
Kontraksi otot-otot Faring dan
otot-otot pernapasan dapat pula ditimbulkan oleh rangsang sensorik
seperti meniupkan udara kemuka penderita atau dengan menjatuhkan sinar
kemata atau dengan menepuk tangan didekat telinga penderita.
Pada
stadium ini dapat terjadi apnoe, sianosis, konvulsa da tahikardi.
Tindak-tanduk penderita tidak rasional kadang-kadang maniakal disertai
dengan saat-saat responsif.
Gejala-gejala eksitasi ini dapat terus
berlangsung sampai penderita meninggal, tetapi pada saat dekat kematian
justru lebih sering terjadi otot-otot melemah, hingga terjadi paresis
flaksid otot-otot.
Stadium Paralitic
Sebagian
besar penderita rabies meninggal dalam stadium eksitasi. Kadang-kadang
ditemukan juga kasus tanpa gejala-gejala eksitasi, melainkan paresis
otot-otot yang bersifat progresif. Hal ini karena gangguan sumsum tulang
belakang, yang memperlihatkan gejala paresis otot-otot pernafasan.
PENANGANAN LUKA GIGITAN
Setiap
luka gigitan oleh hewan yang tertular penyakit rabies harus segera
diambil tindakan yang efektif karena penyebaran virus yang cepat. usaha
yang paling efektif untuk mengurangi/mematikan virus rabies ialah
mencuci luka gigitan dengan air (sebaiknya air mengalir) dan sabun atau
diteregent selama 10-15 menit, kemudian diberi antiseptik (alkohol 70 %,
betadine, obat merah dan lain-lain).
Luka gigitan tidak
dibenarkan untuk dijahit, kecuali jahitan situasi. Bila memang perlu
sekali untuk dijahit (jahitannya jahitan situasi), maka diberi Serum
Anti Rabies (SAR) sesuai dengan dosis, yang disuntikan secara infiltrasi
di sekitar luka sebanyak mungkin dan sisanya disuntikan secara intra
muskuler. Disamping itu harus dipertimbangkan perlu tidaknya pemberian
serum/vaksin anti tetanus, anti biotik untuk mencegah infeksi dan
pemberian analgetik.
PENCEGAHAN PENULARAN RABIES
Penyakit ini dapat dicegah dengan mengambil beberapa langkah sederhana, yang tercantum di bawah ini :
Pastikan
bahwa Anda vaksinasi rabies terhadap hewan peliharaan. Dalam beberapa
tahun terakhir, rabies pada kucing telah melampaui jumlah kasus rabies
pada anjing. Oleh karena itu, mencari tahu dari departemen kesehatan
setempat apakah mereka mempunyai klinik vaksinasi untuk kucing dan
anjing. Atau yang lain, Anda dapat meminta dokter hewan Anda memberi
vaksin kepada hewan peliharaan Anda.
Pastikan Anda tidak membiarkan
hewan peliharaan anda untuk menjalankan longgar. Ini akan membantu untuk
menjauhkan mereka dari binatang liar, yang bisa menjadi potensi pembawa
rabies.
Jika Anda hewan peliharaan telah digigit oleh binatang liar,
pastikan Anda memberitahukan departemen kesehatan setempat dan
pengendalian hewan segera.
Jika Anda melihat binatang liar di daerah
Anda, pastikan Anda memberitahukan departemen kesehatan sehingga petugas
pengendali binatang dapat memeriksa hal.
Pernah makan binatang liar, terutama yang tampak agresif atau sakit.
Jika
hewan liar seperti kelelawar, rakun, rubah, sigung atau Groundhog
menggigit orang atau binatang peliharaan, maka harus segera meletakkan.
Kemudian kepala binatang itu harus diserahkan kepada negara untuk
pemeriksaan laboratorium pengujian. Vaksinasi rabies akan tergantung
pada hasil pemeriksaan.
Jika hewan peliharaan Anda jatuh sakit
setelah digigit anjing liar atau hewan liar, pastikan Anda segera bawa
ke dokter hewan Anda.
Nah, itu sedikit info dari saya, semoga
bermanfaat bagi sahabat-sahabat sekalian. Juga untuk sedikit menambah
ilmu dan pengetahuan. Siapa tahu nanti ada kasus seperti ini di
lingkungan anda, setidaknya kita sudah tahu sedikit tentang
gejala-gejala dan pencegahan terhadap penyakit ini. Terima kasih!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar